Penilaian Lomba KB MOP

Eryana (duduk kiri) berbincang dengan peserta KB MOP

 Menjadi peserta Keluarga Berencana (KB) dengan cara vasektomi atau yang dikenal dengan MOP (Metode Operasi Pria) ternyata ada kebanggaan tersendiri bagi sebagian warga Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga. Para lelaki yang tergabung dalam Kelompok Prio Utomo ‘Pria Utama’ itu  merasa sadar dan mengambil peran untuk aktif ber-KB. Mereka tak egois, hanya menyerahkan soal ber-KB kepada sang istri.

 

            “Setelah ikut KB secara MOP, perasaan merasa tenang. Selain itu juga tidak menganggu  kebutuhan seksual. Tapi, Aja dumeh wis melu MOP, jlab-jleb sak geleme dhewek. Kuwi ya ora ilok (setelah ikut KB MOP, jangan berhubungan dengan siapa saja. Itu tidak baik),” ujar Sukarsidi, pengurus Kelompok Prio Utomo ‘Pria Utama’, saat memaparkan aktifitas kelompok ‘Pria Utama’ dihadapan tim evaluasi KB MOP tingkat Provinsi Jateng di desa itu, Sabtu (11/5).

 

            Tim evaluasi terdiri dari ketua Eryana, S.Psi, M.Psi (BKKBN Prov Jateng), dan anggota Budi Pramono (Biro Kesos Pemprov Jateng), Sri Rahayu dan Narestri Primasari, keduanya juga dari BKKBN Provinsi Jateng. Tim diterima Sekda Purbalingga Imam Subijakto, S.Sos, M.Si, kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Purbalingga Drs Muntaqo Nurhadi, Wakil ketua Tim Penggerak PKK Ny Erna Sukento serta sejumlah pejabat lainnya.

 

            Sukarsidi yang juga bendahara kelompok ‘Pria Utama’ itu  memaparkan, anggota kelompoknya berjumlah 47 orang. Dari jumlah ini, baru 14 orang yang menjalani KB MOP, dua orang ber KB kondom, dan selebihnya masih menggunakan KB metode lain yang dilakukan sang istri. “Kami terus mengajak para tetangga, khususnya para anggota kelompok agar para lelaki mengambil peran aktif dalam ber-KB. Salah satunya dengan MOP,” kata Sukarsidi.

 

            Sukarsidi mengungkapkan, dibanding jumlah peserta KB aktif di desanya yang tercatat ada 785 Pasangan Usia Subur (PUS), kepesertaan pria ber KB MOP memang masih rendah. “Kami bersama anggota kelompok terus mensosialisasikan soal KB dengan cara MOP ini. Kami meyakinkan para lelaki, bahwa saat operasi MOP tidak sakit, setelah itu juga dapat uang istirahat, dan yang jelas setelah mengikuti KB MOP tidak menganggu kenikmatan saat berhubungan seksual,” tutur Sukarsidi.

 

            Ketua tim penilai Eryana mengungkapkan, evaluasi kelompok KB yang dilakukan oleh kaum pria dimaksudkan untuk menggerakan kepesertaan pria dalam ber-KB. Biasanya KB didominansi oleh kaum perempuan. ”Tanggungjawab reproduksi dalam sebuah keluarga sebenanarnya ada pada pasangan suami istri, bukan hanya dibebankan kepada sang istri saja. Kaum pria pun harus mengambil peran untuk ber-KB,” tutur Eryana.

 

            Eryana mengakui, kendala KB MOP di kalangan pria karena budaya masyarakat yang masih paternalistik. Kaum pria lebih dominan menentukan sang istri yang ber-KB. ”Rendahnya kaum pria ber KB karena budaya paternalistik yang masih kental di masyarakat. Bukan karena faktor  sarana-prasarana, advokasi dan edukasi yang  kurang. Ini hanya persoalan kaum pria yang tidak peduli dengan urusan KB. Padahal KB secara MOP lebih efisien dan efektif. Dari segi biaya jelas lebih efisien, karena sang istri tidak harus suntik rutin, atau membeli pil KB. Dari sisi kesehatan, sang istri jelas akan lebih sehat karena terbebas dari pengaruh hormonal,” ujar Eryana yang juga Kasubid Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Jateng.

 

            Eryana mengakui, Kabupaten Purbalingga menjadi salah satu kantong kepesertaan KB pria dengan cara MOP di Jawa Tengah. Selain itu, kabupaten lain seperti  Boyolali, Tegal, Kebumen, Kudus, dan Kota Salatiga. (Enam kabupaten itu termasuk Purbalingga yang kami evaluasi pada tahun 2013 ini karena menjadi enam besar terbaik se-Jateng,” ujar Eryana.

 

            Saat melakukan penilaian, Eryana berdialog dengan para lelaki peserta KB MOP dan para istrinya. Nur Fatoni (41) mengungkapkan, setelah menjalani MOP pada bulan Mei 2012, tidak berpengaruh pada saat berhubungan dengan istri. ”Setelah dioperasi ternyata masih utuh, dan tidak loyo. Pokoknya setelah MOP pikiran lebih tenang karena tidak ada rasa khawatir gagal,” tutur Nur yang memiliki dua anak ini.

 

            Sementara Ny Karsidi yang suaminya menggunakan KB kondom mengungkapan, setelah mendapat penjelasan dari sesama lelaki yang ikut KB MOP, suaminya sepakat akan menjalani operasi KB MOP. ”Angger ngangge kondom rasane mboten nikmat kok bu. Kepengine melu MOP mawon (Kalau memakai kondom rasanya tidak nikmat, inginnya operasi MOP saja,” ujar Ny Karsidi sedikit malu-malu.

Sementara itu, Sekda Purbalingga Imam Subijakto mengungkapkan, di Purbalingga ada 21 kelompok KB yang digerakan oleh kaum lelaki. Salah satunya kelompok ’Pria Utama’ di Desa Penolih, Kecamatan Kaligondang.  ”Hasil penilaian kepada kelompok KB pria bukanlah sebagai tujuan utama, tetapi keberhasilan program KB yang lebih utama karena sebagai upaya mengurangi angka pertumbuhan penduduk, dan mewujudkan keluarga kecil bahagia serta sejahtera,” kata Imam Bijakto.

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *