Miskin dan Banyak Anak, Petugas KB Harus Ikut Tanggung Jawab
Bupati Drs H Heru Sudjatmoko MSi sangat prihatin jika menemui warga miskin dengan banyak anak. Menurutnya, petugas Keluarga Berencana (KB) harus bekerja lebih keras, karena membiarkan warga miskin memiliki banyak anak sama saja sengaja meningkatkan jumlah penduduk miskin.
“Belum lama saya ke tempat Indahsari di Panusupan yang kisahnya lebih tragis dari Tasripin. Saya prihatin, Indahsari yang masih SMP harus menafkahi ketiga adiknya karena bapaknya meninggal dan ibunya sakit jiwa. Seandainya saja, ayah ibunya dulu ikut KB, mungkin beban Indahsari tidak seberat ini,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Pertemuan Lengkap Kader Institusi Masyarakat Pedesaan di Pendopo Dipokusumo, Sabtu (4/5).
Bupati mengatakan banyak penyebab warga miskin memiliki banyak anak. Salah satunya karena tempat tinggalnya jauh dari pusat pelayanan kesehatan dan KB. Karena itu, para petugas KB mulai dari Petugas UPT KB di tiap kecamatan, Penyuluh Lapangan KB (PLKB), Pembantu Petugas KB Desa (PPKBD), dan Kader Bina Keluarga Balita (BKB), harus lebih pro aktif dan telaten menyambangi warga miskin ini.
“Saya memohon keikhlasan Bapak dan Ibu untuk lebih aktif lagi, memotivasi warga miskin yang tempat tinggalnya jauh-jauh ini, agar mau ber-KB. Saya yakin usaha Bapak dan Ibu sudah keras, tapi saya mohon mari kita usaha lebih keras lagi,” jelasnya di depan lebih dari 600 petugas KB dari berbagai pelosok Purbalingga.
Tapi jika warga miskin terlanjur memiliki banyak anak, mau tak mau yang bersangkutan harus tetap mengasuh, membesarkan dan menafkahinya. Hal ini pula yang menginspirasi Bupati untuk merealisasikan pendirian SMK N 3 Purbalingga atau yang dikenal dengan SMK Dhuafa. Dengan SMK ini, Bupati berharap anak-anak yang terlanjur lahir dan besar dalam keluarga miskin tetap memperoleh haknya memperoleh pendidikan yang bermutu.
Terpisah, Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Drs Muntaqo Nurhadi Ryan Thamrin mengatakan saat ini ada sebanyak 613 petugas KB di Purbalingga. Dari 613 petugas itu, 18 diantaranya petugas KB di UPT KB, 51 orang PLKB, 239 orang PPKBD dan 305 kader BKB. Para petugas inilah yang menjadi ujung tombak sukses tidaknya Program KB di Purbalingga.
“Terakhir data kami menyebutkan jumlah penduduk Purbalingga tercatat sebanyak 934.848 jiwa. Dan, sekitar 24 persennya termasuk kategori miskin. Sementara. kepadatan penduduk Purbalingga 1.284 jiwa per kilometer persegi, jauh melampaui Jateng yang hanya 995 jiwa per kilometer persegi. Ini memang tantangan berat kami,” ungkapnya.
Muntaqo mengatakan untuk mengefektifkan program KB hingga ke pelosok desa, pihaknya mulai gencar mempromosikan KB tak hanya kepada pasangan usia subur tapi juga para remaja. Tujuannya agar para remaja ini memiliki wawasan perencanaan keluarga, salah satunya dengan memotivasi remaja perdesaan untuk menghindari pernikahan dini.