Dinkes Purbalingga Temukan Enam Sampel Makanan Positif Mengandung Bahan Berbahaya di Pasar Bantarbarang

PURBALINGGA, INFO – Dinas Kesehatan (Dinkes) Purbalingga terus gencar melakukan pengawasan makakan dan minuman pada saat Bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri 1440 H. Bahkan dari 21 sampel yang diuji oleh Dinkes Purbalingga, ada enam sampel makanan yang positif mengandung bahan berbahaya.

Kasi Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada Dinkes Purbalingga, Sugeng Santoso mengatakan ada tiga sampel yang mengandung pewarna tekstil dan tiga sampel positif mengandung boraks. Tiga sampel yang mengandung pewarna tekstil atau Rhodamin B meliputi Kerupuk Canthir atau Kerupuk Sinkong yang berukuran panjang, Kerupuk Canthir yang berbentuk bulat kecil-kecil dan cenil bulat yang masih mentah yang biasa digunakan untuk membuat kolak atau takjil.

“Untuk yang positif mengandung boraks yakni ada garam bleng cap semar, garam bleng cap marmot dan baso polos,” kata Sugeng setelah uji sampel di Pasar Bantarbarang, Selasa (14/5).

Ia menjelaskan dari informasi yang didapatkan untuk kerupuk canthir panjang yang mengandung Rhodamin B ini merupakan produksi dari Desa Senon. Namun, hal ini akan ditindaklanjuti lebih lanjut oleh pihak Dinkes Purbalingga untuk memastikan kerupuk tersebut asli buatan Desa Senon atau bukan.

“Karena tahun sebelumnya kita sudah membina bahkan bersama dengan instansi terkait agar kerupuk canthir ini tidak diperbolehkan menggunakan pewarna tekstil, namun untuk kali ini akan kita lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk kerupuk ini,” ujarnya.

Sedangkan untuk cenil bulat yang biasa digunakan untuk membuat kolak merupakan buatan dari Bobotsari.  Ia pun mengimabu kepada penjual Cenil tersebut untuk tidak menjualnya lagi karena apabila dikonsumsi dapat menyebabkan kanker.

“Apalagi bulan Ramadan ini akan banyak orang mencari bahan makanan untuk membuat takjil, tentu ini akan sangat membahayakan masyarakat yang mengkonsumsinya,” terang Sugeng.

Untuk Baso Polos yang positif mengandung Boraks ternyata pedagang setempat membelinya dari pasar Purbalingga. Dari teksturnya sudah terlihat kenyal dan dari hasil uji boraks pun didapati baso tersebut positif mengandung boraks.

“Terakhir garam bleng, ternyata garam bleng ini masih ditemukan di beberapa kios di Pasar Bantarbarang dan setelah melakukan pengecekan baik menggunakan cairan reaksi boraks, tusuk gigi yang sudah diberi kunyit hasilnya semua positif kalau garam bleng tersebut mengandung boraks,” katanya.

Ia pun berpesan kepada pedagang pasar yang diambil sampelnya untuk diuji agar tidak menjual produk-produk tersebut. Selain itu, ia juga mengimbau kepada warga pasar terutama pembeli untuk berhati-hati dalam membeli makanan yang akan dikonsumsi.

“Jangan sampai tergiur dengan harganya yang murah atau bentuknya yang bagus bahkan warnanya yang cerah, karena kalau dikonsumsi secara terus menerus akan membahayakan kesehatan kita,” pungkas Sugeng. (PI-7)

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *